For The Smiling Face Of My Sweetheart
Chapter 2 - Hildalia D viktorovna
Rabu, 29 februari, 2019
Entah ada apa denganku , aku bangun lebih pagi dari biasanya, sudah kukenakan pakaian terbaikku dan sarapan ke di café depan rumahku. ibu memang punya usahan kafe . tidak lebih tepatnya ia adallah peneliti makanan profesional yang super sibuk. tren makanan di negara ini beruah sesuai moodnya. jadi itullah sebabnya kafe ini tidak pernah terurus dengan baik. dan ayah adallah emm ...…..,,,, mungkin itu lain kali saja.
Karna aku selalu bekerja dan belum pernah mengambil cuti, jadi 'ua' datang kepadaku dengan sebuah kertas petisi dari seluruh anggota timku.isinya kurang lebih memintaku, tidak tidak itu lebih seperti memaksaku untuk berlibur. hasilnya waktu luangku sebulan ini sudah keterlaluan banyaknya. Saat saat aku sarapan di café rumahku yang lebih sering tutup dari pada buka itu, tiba tiba datang seorang wanita cantik dengan koper silver di tangan kanannya dan sebuah tas yang kelihatanya sangat bermerek. Auranya terasa sangat familiar. aku yakin kami pernah bertemu, tapi aku tak ingat kapan dan, dimana.
"My name is hilda diavita, nice to meet you adit" katanya, sambil mengakat tangan kanannya.
lamunanku pagiku terhenti saat itu juga, kemudian dengan senyum ramah bercampur kaget sambil memalingkan wajah ke pintu café tempat suara itu berasal. lamuanan itu berubah menjadi kekaguman yag luar biasa, rasanya seperti melihat Bunga di antara rerumputan liar. Aku punya banyak kenalan wanita cantik tapi, tak ada satupun dari mereka yang membuatku tertarik.
"oh nice to meet you, mrs.deavita. I'm aditiya my friends call me adid. sorry but Did we ever meet before?"
Dengan sedikit terbata-bata sambil berusaha membawa jiwaku, yang telah terbang entah ke mana kembali ke tubuhku. Aku tak bisa berhenti menatap dan megalihkan pandanganku dari sosok cantik itu seumur hidup belum pernah kulihat sosok sepertinya, wanita cantik berambut perak sebahu, tubuh tinggi sekitar 169cm, dengan rok panjang berwarna putih, baju putih dengan sedikit renda renda vertilal di bagian kiri dan kanan, sangat cocok dengan kulit putih seputih kapasya dan ,mata birunya.
" may be it's the first time"
" oh okey, what can I do for you miss. deavita?".
"just hilda"
"okey"
"I had jast arrived hire 2 hours a go, and I loking for an addres now. My mom said that someone will take me from the airport, bat I had waited for 2 hour and than I go by taxi. By showing this address to the taxi driver and, he took me hire." sambil menunjukan secari kertas berisi yang bertuliskan alamat rumah ku
"yes, he take you to the right addres" , aku masih tidak dapat memahami maksud tindakan orang ini
"if you have a trouble to speak in englig we can speak in bahasa".
" terimakasih itu sangat membantu".
" yang orang bilang saat berada di roma bersikaplah seperti orang roma"
" tapi apa yang membuatmu datang ke tempat yang tak nyaman ini, bawa koper lagi?".
" maafkan aku saat ini aku juga tidak tau detailnya ".
"oh tak masalah"
" tadinya aku ingin mengajakmu makan malan".
"fufufufu..... ahh kamu baik sakali adit" katanya. Sambil tertawa kecil.
Rabu, 29 februari, 2019
Entah ada apa denganku , aku bangun lebih pagi dari biasanya, sudah kukenakan pakaian terbaikku dan sarapan ke di café depan rumahku. ibu memang punya usahan kafe . tidak lebih tepatnya ia adallah peneliti makanan profesional yang super sibuk. tren makanan di negara ini beruah sesuai moodnya. jadi itullah sebabnya kafe ini tidak pernah terurus dengan baik. dan ayah adallah emm ...…..,,,, mungkin itu lain kali saja.
Karna aku selalu bekerja dan belum pernah mengambil cuti, jadi 'ua' datang kepadaku dengan sebuah kertas petisi dari seluruh anggota timku.isinya kurang lebih memintaku, tidak tidak itu lebih seperti memaksaku untuk berlibur. hasilnya waktu luangku sebulan ini sudah keterlaluan banyaknya. Saat saat aku sarapan di café rumahku yang lebih sering tutup dari pada buka itu, tiba tiba datang seorang wanita cantik dengan koper silver di tangan kanannya dan sebuah tas yang kelihatanya sangat bermerek. Auranya terasa sangat familiar. aku yakin kami pernah bertemu, tapi aku tak ingat kapan dan, dimana.
"My name is hilda diavita, nice to meet you adit" katanya, sambil mengakat tangan kanannya.
lamunanku pagiku terhenti saat itu juga, kemudian dengan senyum ramah bercampur kaget sambil memalingkan wajah ke pintu café tempat suara itu berasal. lamuanan itu berubah menjadi kekaguman yag luar biasa, rasanya seperti melihat Bunga di antara rerumputan liar. Aku punya banyak kenalan wanita cantik tapi, tak ada satupun dari mereka yang membuatku tertarik.
"oh nice to meet you, mrs.deavita. I'm aditiya my friends call me adid. sorry but Did we ever meet before?"
Dengan sedikit terbata-bata sambil berusaha membawa jiwaku, yang telah terbang entah ke mana kembali ke tubuhku. Aku tak bisa berhenti menatap dan megalihkan pandanganku dari sosok cantik itu seumur hidup belum pernah kulihat sosok sepertinya, wanita cantik berambut perak sebahu, tubuh tinggi sekitar 169cm, dengan rok panjang berwarna putih, baju putih dengan sedikit renda renda vertilal di bagian kiri dan kanan, sangat cocok dengan kulit putih seputih kapasya dan ,mata birunya.
" may be it's the first time"
" oh okey, what can I do for you miss. deavita?".
"just hilda"
"okey"
"I had jast arrived hire 2 hours a go, and I loking for an addres now. My mom said that someone will take me from the airport, bat I had waited for 2 hour and than I go by taxi. By showing this address to the taxi driver and, he took me hire." sambil menunjukan secari kertas berisi yang bertuliskan alamat rumah ku
"yes, he take you to the right addres" , aku masih tidak dapat memahami maksud tindakan orang ini
"if you have a trouble to speak in englig we can speak in bahasa".
" terimakasih itu sangat membantu".
" yang orang bilang saat berada di roma bersikaplah seperti orang roma"
" tapi apa yang membuatmu datang ke tempat yang tak nyaman ini, bawa koper lagi?".
" maafkan aku saat ini aku juga tidak tau detailnya ".
"oh tak masalah"
" tadinya aku ingin mengajakmu makan malan".
"fufufufu..... ahh kamu baik sakali adit" katanya. Sambil tertawa kecil.
You'll Also Like
-
Zhang Chulan’s dark history was exposed and she was hunted down by Quan Yiren
Chapter 167 11 hours ago -
Elf Simulation: Cutting off Hu's chance to kill the heroine of Destiny
Chapter 63 11 hours ago -
NBA: Copy Aomine Daiki at the beginning
Chapter 192 11 hours ago -
Marvel: Fishing for the Sky
Chapter 105 11 hours ago -
shock! My employees are all rich second generation
Chapter 135 11 hours ago -
Super Dimension Interview: The opening interview with Thanos
Chapter 169 11 hours ago -
Net King: The Frozen Throne
Chapter 152 11 hours ago -
Douluo: The beginning of hell, asking to marry Bibi Dong
Chapter 481 21 hours ago -
I am the ancestor of the Xiao family
Chapter 520 21 hours ago -
Hogwarts: Where the Pokémon Are
Chapter 220 21 hours ago